Partai Demokrat masih terus mengupayakan Ketum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bisa menjadi cawapres Anies Baswedan di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). AHY dipandang bisa menopang elektabilitas Anies dan punya modal mesin partai.
“Di SMRC sendiri kan menyampaikan kalau pada saat ada perbandingan Mas AHY dan Khofifah, kan SMRC yang bicara, elektabilitas pada saat itu Anies-AHY dengan Anies-Khofifah itu lebih tinggi Anies-AHY secara elektabilitas,” kata Kepala Badan Komunikasi Strategis/Koordinator Juru Bicara DPP Demokrat Herzaky Mahendra Putra di Jakarta, Rabu (12/4).
“Kedua, ada lagi kelebihan dari Mas AHY yang kami cermati. Mas AHY punya mesin politik untuk Partai Demokrat yang bisa digerakkan,” imbuh dia.
Herzaky menambahkan, AHY juga punya basis yang cukup kuat di Jawa Timur, daerah asal ayahnya sekaligus Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Kalau kita bicara mengenai battle ground, battle ground itu bukan hanya Jawa Timur, battle ground itu Indonesia, kalau bisa bantu suara di Jawa Timur tapi tidak bisa bantu di daerah lain buat apa,” papar dia.
“[Tapi] bicara mengenai Jawa timur dari SMRC itu juga menyampaikan, kalau Demokrat Mas AHY itu ada kelebihannya, bagaimana pun ini ada sosok Pak SBY gitu, Pak SBY yang sangat kuat di Jawa Timur. Terbukti selama ini, cukup signifikan,” lanjutnya.
Herzaky mengakui meski gigih menyodorkan AHY, pilihan cawapres final tetap diserahkan kepada Anies yang diusung sebagai capres KPP. Pihaknya juga mempersilakan tokoh lain dipasangkan dengan Anies, seperti Sandiaga Uno hingga Mahfud MD.
Namun, Herzaky tak yakin Sandiaga bisa kembali duet dengan Anies di Pilpres 2024. Menurutnya, Sandiaga akan mendekat ke koalisi lain apabila memang bakal maju di pilpres mendatang.

“Bicara mengenai Mas Sandi, kan setahu kami pamit dengan Pak Prabowo, gayanya pamit dari Gerindra ke PPP. Kayak dulu kan pamit juga tuh 2015 katanya. Nah, kami takut nih jangan-jangan pamit ke PPP, tapi ujung-ujungnya Prabowo-Sandi lagi nih koalisi besar, ya kan?” ujar dia.
“Kalau itu yang khawatir bukan kami, yang perlu khawatir ya teman-teman yang pengen jadi cawapres di koalisi besar, nggak ada kaitannya dengan kami. Kalau kita melihatnya seperti itu, justru perhitungannya nggak pas lah,” tambahnya.
Soal Mahfud, Herzaky memandang Menkopolhukam itu menyasar posisi di ‘koalisi besar’ apabila maju capres atau cawapres.
“Kalau kita bicara Pak Mahfud misalnya, Pak Mahfud ini dekatnya dengan siapa? Yang diincer jangan-jangan Pak Mahfud juga lagi ngincer nih, apakah ngincer di koalisi besar atau dia dengan PDIP kan kita nggak tau nih,” ungkap dia.
“Yang pasti dari kami saat ini koalisi perubahan yang pasti [cari sosok dengan] semangat perubahan, apakah ada semangat perubahan? Itu dulu aja. Mana nih tokoh yang punya semangat perubahan? Sangat terbatas. Lagi-lagi, kami tidak akan terlibat dalam konteks atau perdebatan mengenai cawapres ini karena ini sudah ranahnya bacapres,” tandasnya.
Source : www.kumparan.com